Sertifikasi TI yang diberikan
main vendor (penyedia sekaligus pemilik sah hak untuk mengeluarkan
sertifikat) tentu akan sangat berguna bagi para praktisi Sertifikasi
CCNA. Dan, CCNP Certification yang pernah dikeluarkan perusahaan Cisco,
misalnya, telah membuktikan keberhasilannya membangun SDM yang
berkualitas sehingga memberikan kesempatan para “lulusan” Cisco untuk
meningkatkan karier kerjanya secara profesional. Dengan memiliki
sertifikasi CCNA/CCNP serta memiliki pengetahuan tambahan mengenai Cisco
Router ini, para praktisi TI di Cisco mendapatkan kesempatan dalam
meningkatkan keahliannya di bidang networking.
Saat ini, dengan adanya program sertifikasi keahlian di dunia profesional TI dalam bidang network design maupun network support, keahlian para profesional akan sungguh-sungguh teruji berdasarkan standar perusahaan Cisco Internasional. Sebagai contoh, Cisco Career Certification juga menjadikan para profesional TI terus-menerus mengikuti perkembangan industri teknologi networking. Sertifikasi Cisco dibagi dalam 3 tahap, yaitu tahap Associate, Profesional dan Expert. Tingkat yang paling tinggi adalah Expert.
Microsoft yang juga merupakan perusahaan besar dalam produk software, juga tidak ketinggalan dalam menerapkan standarisasi keahlian penguasaan produknya melalui program sertifikasi keahlian. Microsoft mengeluarkan beberapa sertifikasinya bagi orang-orang yang ingin mengahlikan diri pada bidang tertentu, seperti Microsoft Certified Professional (MCP), Microsoft Office User Soecialist (MOUS), Microsoft Certified System Administrator (MCSA), Microsoft Certified Systems Engineer (MCSE).
Pembiayaan untuk mengambil ujian sertifikasi tertentu di bidang TI memang tidak mudah, mulai dari isi materi termasuk di dalamnya masalah bahasa, hingga yang paling utama adalah faktor biaya. Khusus permasalahan biaya ujian, bagi skala perusahaan, biaya yang harus dikeluarkan untuk karyawannya mungkin adalah hal yang standar saja, namun jika ukurannya adalah per individu, maka biaya mengikuti program ujian sertifikasi skala internasional ini memang terbilang cukup mahal. Padahal, jika peserta ujian gagal, ia tidak memperoleh apa pun selain berkas yang berisikan informasi materi dan nilai hasil ujian.
Sebagai contoh, misalnya, saat ini untuk memperoleh Cisco Certifikasi Cetwork Associates, seorang peserta harus mengeluarkan sejumlah uang hingga Rp 750 untuk satu kali ujian, dan jika gagal maka calon harus menunggu sampai kurang-lebih sepuluh hari untuk bisa ujian kembali. Contoh lain, seorang calon yang akan mengambil ujian CCNA diharuskan memiliki score lebih besar dari passing score yang telah ditentukan oleh perusahaan Cisco, yaitu 849 score, misalnya, maka seorang calon harus bisa melebihi atau sama dengan angka tersebut untuk bisa lulus ujian dan mendapat sertifikasi CCNA.
Sedemikian urgensinya sertifikasi bagi para praktisi TI maka seyogianya agar perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang TI di Indonesia menerima tuntutan tersebut sebagai kenyataan yang tidak mungkin dihindari. Sekali lagi, sertifikasi adalah bukti kualitas dan profesionalisme para praktisi TI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar